Dr. Darmoko: Sanggar Seni di Klaten Berperan Penting Sebagai Agen Pelestari Budaya Jawa

JBN.co.id
Kamis, 18 Februari 2021 | 15:29 WIB Last Updated 2021-02-18T08:29:17Z
Dr. Darmoko: Sanggar Seni di Klaten Berperan Penting Sebagai Agen Pelestari Budaya Jawa

JBN NEWS ■ Tim Pengabdian Masyarakat (Pengmas) Universitas Indonesia (UI) telah selesai melaksanakan Program IPTEK Bagi Masyarakat, pada Kamis (18/2). Mengangkat Tema Desa Budaya Berjudul, "Pemerdayaan Kemampuan Berbahasa Jawa Laras Pranatacara", berlokasi di Desa Borongan, Kecamatan Polanharjo, Kabupaten Klaten, Provinsi Jawa Tengah.

" Program pengmas ini seharusnya selesai pada bulan Desember 2020, karena pandemik Covid-19  kegiatan pengmas diharapkan berakhir April 2021," kata Dr. Darmoko,.S.S.,M.Hum kepada media, Kamis (18/2) 

Dr Darmoko mengatakan, Potensi sumber daya alam masyarakat Klaten Jawa Tengah memang tidak diragukan lagi. Tersedianya lahan pertanian yang luas, sumber mata air melimpah, dan tempat wisata alam dan sejarah yang banyak tersebar menjadikan Kabupaten Klaten semakin sejahtera. 

Selain potensi sumber daya alam, kata Darmoko, Klaten memiliki potensi tinggi dalam hal sumber daya manusia yang terkait dengan pelestarian kebudayaan Jawa.

“Sanggar-sanggar seni di Klaten berperan penting sebagai agen pelestari budaya Jawa. Namun, ironisnya banyak sanggar yang kehilangan peminat dan pembimbing karena tidak lagi sejalan dengan perubahan zaman," ujarnya.

Melihat permasalahan tersebut, Dr. Darmoko, S.S., M.Hum bersama Tim Pengabdian Masyarakat Universitas Indonesia 2020 (Dwi Rahmawanto, S.Hum, M.Hum, Desty Wulandari, dan Brilliansari) menggiatkan kembali potensi sumber daya manusia dalam hal kemampuan bahasa Jawa laras pranatacara.

Dr Darmoko menambahkan, Bahasa Jawa laras pranatacara biasanya dipergunakan untuk membawakan suatu acara pada upacara tradisional adat Jawa oleh seorang pranatacara (MC). Bahasa ini mengandung unsur-unsur keindahan yang tersusun secara runtut baik struktur bahasa maupun diksi (pilihan kata). 

"Gaya-gaya bahasa seperti personifikasi dan metafora sering mewarnai bahasa Jawa laras pranatacara, termasuk di dalamnya pepindhan dan panyandra. Bahasa Jawa laras pranatacara biasanya mengacu pada kaidah-kaidah dan pola-pola bahasa yang dipergunakan oleh dalang untuk melukiskan suatu keadaan di dalam pertunjukan wayang, seperti narasi janturan dan narasi pocapan," urainya. 

Pemberdayaan kemampuan berbahasa Jawa laras pranatacara dilaksanakan dengan melakukan sarasehan dan pelatihan. Kegiatan tersebut dilaksanan pada 17 dan 18 Februari 2020 di Desa Borongan, Polanharjo, Klaten, Jawa Tengah. 

Pada kesempatan tersebut, Dr. Darmoko, S.S., M.Hum dan Dwi Rahmawanto, S.Hum, M.Hum. sekaligus sebagai narasumber pada acara FGD untuk memberikan pengetahuan dan ketrampilan kepada masyarakat untuk membawakan bahasa Jawa laras pranatacara.

Kegiatan sarasehan dan pelatihan di dalam FGD serta kegiatan pengmas secara keseluruhan didokumentasikan oleh Tim Pengmas UI sebagai laporan wajib yang akan diunggah di Youtube. 

“ Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat UI 2020 ini diharapkan dapat membangkitkan kembali semangat masyarakat untuk melestarikan budaya Jawa umumnya, khususnya bahasa Jawa laras pranatacara. Dengan demikian nantinya semakin kokoh dan kuatlah cipta, rasa, dan karsa masyarakat untuk melangsungkan kearifan lokal sebagai jatidiri desa Borongan khususnya dan kabupaten Klaten pada umumnya," tutup Dr. Darmoko.  (MI/R-01)

Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dr. Darmoko: Sanggar Seni di Klaten Berperan Penting Sebagai Agen Pelestari Budaya Jawa

Trending Now

Iklan