Free Will, Kuasa Tuhan dan Hidup yang Tak Sekadar Jam Kantor

JBN NEWS
Kamis, 28 Agustus 2025 | 10:29 WIB Last Updated 2025-08-28T11:38:22Z

JBN NEWS ■ Kemacetan, jam kantor yang menyesakkan, hingga rutinitas serba repetitif ternyata bukan sekadar keluhan receh. Bagi sebagian orang, pola hidup urban bisa jadi “penjara modern” yang perlahan mematikan jiwa.

Krisna (37), pegawai salah satu bank BUMN, mengaku mulai merasakan paradoks hidup modern: sibuk setiap hari, tapi makin lama makin kosong.

"Kadang gue mikir, ini hidup buat kerja atau kerja buat hidup? Dari Senin sampai Jumat kejar target, weekend pun capek. Rasanya kayak semua waktu habis buat ngejar sesuatu yang nggak pernah cukup," katanya waktu di tanya pewarta, pada Kamis pagi (28/08/2025) di kantornya.

Fenomena yang dialami Krisna sejalan dengan pandangan filsuf Zygmunt Bauman soal modernitas cair: serba cepat, serba berubah, tapi tanpa arah jelas. 

Menurutnya, banyak orang bangga sibuk, padahal sibuk belum tentu berarti bahagia.

"Waktu yang kebuang di jalan atau kantor itu sebenarnya kesempatan buat ngalamin hidup. Gue nggak mau nanti pas pensiun baru sadar kalau gue nggak pernah bener-bener punya hidup," tambahnya.

Selain rutinitas kerja, Krisna juga kerap merenung soal hal-hal filosofis, terutama tentang hubungan antara kehendak bebas manusia (free will) dan kuasa Tuhan.

"Kalau free will itu remote, kuasa Tuhan tuh kayak sistem operasi. Kita bisa pilih tombol mana yang mau ditekan, tapi sistem besarnya tetap di bawah kendali Tuhan," jelasnya.

Menurut Krisna, ada tiga pandangan besar dalam pemikiranya yaitu :

1. Determinisme – semua sudah ditulis, manusia hanya menjalankan.

2. Libertarianisme – manusia bebas penuh, semua keputusan murni ada di tangan kita.

3. Kompatibilisme – keduanya bisa berjalan bareng: ada pilihan, tapi tetap dalam lingkup kuasa Tuhan.

"Buat gue, hidup itu misteri. Jadi nggak usah overthinking. Jalani aja pilihan terbaik sambil sadar ada kuasa yang lebih besar di atas kita," katanya.

Dari pengalaman dan refleksinya, Krisna membagikan beberapa tips sederhana yang bisa jadi pegangan, khususnya buat Gen Z yang sering dilema antara kerja keras dan nasib.

- Jangan tunggu pensiun buat mulai hidup. Nikmati hal-hal kecil sekarang juga.

- Percaya diri sama pilihanmu. Free will itu remote, jangan biarin orang lain yang pegang.

- Tetap berdoa. Effort plus iman bikin hidup lebih balance.

- Hadirlah sepenuhnya. Mencintai dengan tulus, berpikir bebas, itu yang bikin hidup punya rasa.

“Pada akhirnya, bahagia itu bukan soal jabatan atau gaji, tapi seberapa penuh kita hadir dalam hidup,” tutup Krisna. Sambil berpamitan ke toilet karena perutnya mulas kebayakan baso. (by)


 
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Free Will, Kuasa Tuhan dan Hidup yang Tak Sekadar Jam Kantor

Trending Now

Iklan