Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional, Wapres Ungkap Solusi Strategis Pemerintah Untuk Hadapi Scarring Effect

JBN.CO.ID
Minggu, 03 April 2022 | 04:22 WIB Last Updated 2022-04-02T21:22:18Z


Jakarta (JBN) -- Pemerintah terus melakukan upaya pemulihan ekonomi nasional seiring dengan menurunnya kasus aktif Covid-19 di Indonesia. Dalam upaya tersebut, tidak bisa dipungkiri dampak pandemi Covid-19 yang telah berjalan lebih dari dua tahun mempengaruhi psikologis pelaku ekonomi dalam mengambil keputusan untuk melakukan kegiatan ekonomi. Untuk itu, pemerintah telah melakukan berbagai upaya dalam memperkuat kepercayaan diri bagi para pelaku ekonomi untuk mendorong pemulihan ekonomi nasional.

“Pemerintah mendorong lembaga keuangan untuk terus menyalurkan kredit, terutama kepada sektor-sektor prioritas seperti sektor pariwisata dan UMKM,” ujar Wakil Presiden (Wapres) K.H. Ma’ruf Amin ketika menjawab pertanyaan dalam wawancara Economic Challenges spesial ramadan Ikatan Ahli Ekonomi Islam (IAEI) 2022  di Metro TV, Sabtu malam  (02/04/2022).

Selain itu, menurut Wapres untuk mendorong dunia usaha untuk mempercepat pemanfaatan teknologi digital, dapat dilakukan dengan cara digitalisasi.  

“Di dalam hal ini pemerintah juga memfasilitasi jutaan UMKM untuk mengaplikasikan digitalisasi dalam kegiatan ekonomi mereka,” ungkapnya. 

Berikutnya, Wapres yang juga merupakan Ketua Dewan Penasehat IAEI menuturkan bahwa pemerintah juga terus mendorong peningkatan konsumsi masyarakat melalui berbagai upaya, antara lain dengan memperbesar anggaran defisit agar tersedia ruang fiskal dan memberikan relaksasi atau kelonggaran dalam pembiayaan bagi para pelaku ekonomi untuk mempertahankan konsumsi masyarakat.

“Selain itu juga, pemerintah memfasilitasi perpanjangan restrukturisasi pembiayaan, direstrukturisasi,” terangnya.

Untuk menjaga agar daya beli masyarakat tidak turun, Wapres mengungkapkan, pemerintah juga setiap tahun memberikan tambahan alokasi anggaran untuk perlindungan sosial. 

“Pemerintah juga setiap tahun memberikan tambahan alokasi anggaran untuk perlindungan sosial ini bagian daripada realokasi itu selain untuk kesehatan, untuk pemulihan ekonomi dan juga untuk perlindungan sosial,” jelasnya. 

Sementara itu, Ketua Umum IAEI/Menteri Keuangan RI Sri Mulyani Indrawati menanggapi jawaban dari Wapres, menurutnya di tahun ini kepercayaan diri konsumen sudah tumbuh positif, terlihat dari index penjualan ritel. Menurutnya, upaya pemerintah seperti pemberian PPNBN untuk otomotif, ataupun penjualan rumah, dan pemberian bantuan sosial dapat memberikan booster untuk dapat kembali melakukan kegiatan konsumsi. 

 “Sekarang dengan pemulihan ekonomi penerimaan pajak mulai meningkat lagi, kalau tahun 2020 kita mengalami kontraksi 18%, tahun lalu pertumbuhan pajak sudah di atas 23%. Tahun ini tahun 2022 dalam dua bulan penerimaan pajak, kita tumbuhnya di atas 30%. Jadi ini menunjukan scarring effectnya secara pelan dan pasti kita atasi,” ungkapnya.

Selain Sri Mulyani, tampak hadir mengikuti diskusi dalam wawancara tersebut, Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, Ketua Dewan Komisioner OJK Wimboh Santoso.

Sementara Wapres didampingi oleh Kepala Sekretariat Wakil Presiden Ahmad Erani Yustika, dan Staf Khusus Bidang Komunikasi dan Informasi Masduki Baidlowi. (R/Jbn)
Komentar
komentar yang tampil sepenuhnya tanggung jawab komentator seperti yang diatur UU ITE
  • Dorong Pemulihan Ekonomi Nasional, Wapres Ungkap Solusi Strategis Pemerintah Untuk Hadapi Scarring Effect

Trending Now

Iklan